Rabu 19 september 2012
Kemarin setelah dluhur and maksi (dluhur dan makan siang) " Nyong lunga maring nduwur bukit " merenungi..' Sampai kapankah ustadz akan mewanti-wanti,
"Jangan ke warnet.." atau
"Kalau internetan cari yang baik-baik saja."
"Internet itu bagai pisau bermata dua, tergantung penggunanya. Ustadz khawatir kalau di perbolehkan ke warnet nanti takutnya mbuka yang enggak-enggak."
Kupikir.. kenapa ustadz hanya mewanti-wanti, mengancam de el el. Padahal seorang santri, termasuk gue sendiri tentu suka ke warnet.
Seharusnya kalau bisa mereka memberikan contoh. Atau paling tidak, mengarahkan santri yang terbiasa ke warnet untuk tidak melihat sesuatu yang buruk buruk. Dan mengajarkan cara mencari berbagai ilmu yang mudah didapatkan di warnet.
'
Entah renunganku sampai kemana..
mana ku tahu hahaha..
Lalu malam harinya ada rapat kelas 2 soal study tour, paling enggak 250 rb untuk ke jogja. Yah, baru rencana, semua ada dalam Kehendak Allah Azza wa jalla.
*Aku pergi ke puncak bukit
//Aku tulis hari ini dan pengalaman hari ini akan kutulis esok hari..
Artikel plusplus
Nuha tetap kering, belum ada tanda hujan turun, padahal awan mendung sering melintasi pondok ini. Tanaman-tanaman yang dulunya hijau kini terlihat berwarna-warni, cokelat, cokelat muda, kuning, merah, yang penting kering..
Semak-semak yang dulu menghijau kini menghilang entah kemana. Digantikan oleh semak-semak cokelat yang merunduk.
Bukit-bukit yang dulu terlihat gemuk dan segar kini tidak lagi berselimut hijau, hanya ada sisa-sisa ranting belukar disana.
Entah mengapa kok nulisnya puitis banget yach..
So.. Kata ustadz, mungkin karena maksiat. Tapi kataku, kita disuruh mengamalkan sebuah amalan yang hampir-hampir nggak pernah dilaksanakan di Indonesia. ' Setidaknya aku tidak pernah melihat '.
SHOLAT ISTISQO'
Dari dulu kita hanya belajar apa itu sholat istisqo', sebab-sebabnya, hikmah-hikmahnya, contoh-contohnya, tapi kita tidak pernah mencoba melakukan hal tersebut.
0 Comments
