Senin, 20 Januari 2014

"JAWA" novel ku

// // Leave a Comment

        Jawa beberapa ratus dekade setelah kamu hidup..
Dan beberapa windu lagi… di tambah beberapa windu dan lima belas tahun lagi..

Prolog…

Semua bertanya padaku, apa saja daerah yang pernah engkau lihat.. tapi sungguh, aku hanya tahu bahwa daerah kumuh telah tenggelam dalam rapinya penataan ibukota.
Saat ini ibukota terletak di kota ajibarang, sebuah kota besar yarng terletak di ujung barat pulau jawa. Daerah jawa yang engkau kenal kini telah tiada.. sebagian besar pulau jawa bagian barat telah hancur dalam pertarungan panjang dari setidaknya lima kerajaan yang menguasai lautan Indonesia.
Entah apa yang terjadi, setidaknya dari cerita cerita yang turun temurun di dengar adalah bagian itu tenggelam kedalam lautan karena gempa gempa besar yang mengikis pulau secara cepat.
Dan palung besar pun tercipta di daerah yang katanya dulu adalah bagian dari pulau jawa. Aku sendiri tidak pernah mempercayai cerita tersebut.
Yang kulihat ketika berkunjung ke sana hanya lautan luas dan juga dalam yang berombak besar. Dengan beberapa gugusan pulau mencuat dari kedalaman laut. Konon itu adalah gunung yang tenggelam pada masa lalu.
Kini aku tinggal di ibukota Jawa, Ajibarang. Sebuah kota besar yang penuh dengan pantulan cahaya matahari di siang hari dengan pemandangan rumah rumah yang melingkar mengelilingi suryagati, sebuah alat pembangkit listrik yang menggunakan cahaya matahari.
Aku selalu menyukai pemandangan itu, aku suka pergi ke menara colon yang tertinggi, kemudian melihat bagaimana delapan hingga sepuluh rumah mengelilingi tiap suryagati. Dari lingkaran rumah rumah kecil yang indah sampai tataran rumah besar dan megah yang membentuk lingkaran besar, tapi anehnya suryagati itu sendiri ukurannya selalu sama.
Setidaknya setengah bulan lagi ibukota akan berpindah ke kota wonosobo yang terkenal dengan system cahaya buminya dan rumah yang berundak undak mengelilingi bukit bukit besar. Dan kereta gantung di setiap tempat yang saling berhubungan dari puncak satu bukit kebukit lain.
Sejak air laut sedikit demi sedikit menggerus lahan dan tanah, ibukota selalu berpindah pindah setiap lima tahun sekali. Adil mungkin, bagi setiap orang. Merasakan keramaian acara raja dan keluarga yang setiap bulan selalu ada di antara mereka yang berulang tahun. Dengan pesta besar besaran di sepanjang kota.


                                                             bersambung....





 
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan sarannya kawan.