Minggu, 25 November 2018

Nasihat untuk penghafal Alquran - renungan

// // Leave a Comment
Jadi inget kata seorang ust. Yg pernah ngasih tahu ane begini:

" Antum belum bener bener ngerasain gimana menghafal alqur'an kalau suara antum belum habis, kalau antum serius menghafal, suara antum pasti sampe hilang hilang pun masih berusaha menghafal. "
Sama.. dalam dunia belajar pun seperti itu menurut ane.
Akan ada sesuatu yg hilang sebagai konsekuensi keseriusan kita dalam menggapai ilmu. Namun yg hilang akan kembali, dan ilmu akan kita dapat. Anggap aja sebuah pertukaran tak setara, dimana apa yg kita pertukarkan akan kembali menjadi milik kita.
Adilkah?

Sejak awal kita berniat menuntut ilmu, sebuah pertukaran yg 'tak adil' memang sudah dimulai. Semua kebaikan kembalinya kepada kita, dan semua yang hilang dari kita juga akan kembali.
Saat kita mulai menapaki jalan penuntut ilmu, jalan ke syurga yg harus di lalui dg susah payah mulai dimudahkan.
Saat kita mulai menuntut ilmu, hari hari kita menjadi hari dimana do'a yg terpanjat akan di ijabahi oleh pemilik alam semesta. Semua hari menjadi waktu yg mustajabah.
Saat kita meninggalkan kawan dan saudara nun jauh disana demi mencari ilmu,
ada kawan kawan baru yg kita dapatkan.
Maka pertukaran adilkah?
Jujur itu tak adil, karena semua keuntungan adalah milik kita. Namun ingatlah ada hal yg masih harus dikorbankan sementara, agar kita mendapatkannya.

Terngiang kembali sebuah pepatah lama yang selalu di ajarkan oleh ustadz ustadz kami, guru guru kami, para kiyai hafidhohumulloh.

Man lam yadzuq dzulla ta'allum sa'ah
Tajarro'a dzulla jahl tuulal hayah
Siapa yang belum merasakan hinanya menuntut ilmu walaupun sesaat
Maka dia akan merasakan hinanya rasa bodoh sepanjang hayat

Banyumas 21 november 2016.

Faqir ila Allah. Zifor syuhada
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan sarannya kawan.